Jumat, 04 Mei 2018

Pengalaman Sunat atau Khitan Anak

Bismillahirrahmanirrahim,

Kalau mau diberi judul rekomendasi sunat anak rasanya kurang pas juga karena saya baru pertama kali khitan anak jadi nggak punya pembanding tempat khitan lain. Tapi secara umum saya merasa puas dengan pelayanan Rumah Sunatan.

Jadi dari awal saya dan Bapaknya memang ingin Saka khitan ketika masih kecil saja, nggak perlu nunggu SD, mengingat ini sunnah dan perlu disegerakan, tapi waktu itu belum ada pembicaraan yang khusus dan serius. Oya, usia Saka saat ini 2 tahun 5 bulan. Sampai akhirnya saat malam kami ngobrol-ngobrol santai berdua seperti biasa, rencana untuk khitan Saka kami seriusi. Esok harinya saat Saka bangun pagi saya mulai sounding tentang khitan dan nanya-nanya ke temen tentang pengalaman khitan anak. Lalu keesokannya karena hari libur 1 Mei, kami pagi-pagi sudah siap untuk konsultasi tentang metode dan harga ke Rumah Sunatan dan ternyata bisa dijadwalkan hari itu juga. Karena kami memang sudah serius dan niat, akhirnya Saka khitan hari itu. Persiapannya? Bapak ibunya siap mental dan anaknya juga sudah berkali-kali saya afirmasi.

Mengapa Rumah Sunatan?

Hasil browsing Bapaknya Saka mengarah ke sana. Kalau rumah sakit hari libur tanggal merah pasti libur juga. Soal ini memang saya serahkan ke Bapaknya, yang pernah ngalamin. Kalau saya lebih menyiapkan bagaimana Saka pasca khitan nanti, karena pasti agak rewel, dan juga perawatannya. 
Waktu kami datang ke Rumah Sunatan, belum ada pasien yang datang, baru ada satu frontliner yang menjelaskan tentang dua metode yang mereka tawarkan untuk khitan anak.
Frontline Rumah Sunatan

Ruang Tunggu



Mengapa Metode Klamp?

Ada dua metode yang mereka tawarkan. Jujur saja kami masih awam sekali. Metode pertama adalah Metode Klamp. Pada metode ini kulup akan dibuka lalu penis akan dipasang tabung untuk beberapa hari. Kelebihannya, minim perdarahan, tidak dijahit, pasca khitan boleh terkena air dan pengerjaannya cepat sekitar 10-15 menit. Sedangkan metode kedua adalah Metode Laser di mana perdarahan akan lebih banyak karena akan ada jahitan, tidak boleh terkena air selama beberapa hari dan waktu pengerjaan bisa sampai 30 menit. Entah frontliner memang lebih mengarahkan ke Metode Klamp atau nggak, tapi dengar kata dijahit dan tidak boleh kena air terbayangkan gimana kesakitan dan rewelnya Saka nanti, maka kami pilih metode klamp. Kata mbaknya sih kebanyakan anak-anak pakai itu karena waktu pengerjaannya cepat.

Saat mulai diletakkan di meja operasi, Saka baru saja bangun tidur. Jadi dalam keadaan setengah ngumpul, dia sudah dipersiapkan untuk dibius lokal. Duh saya liat dia dibius aja ngilu banget. Setelah itu proses khitan dimulai. Saya yang tadinya duduk menjauh mulai mendekat ketika Saka memanggil ibuk. Selama proses itu juga saya coba tontonkan video hewan walaupun tidak terlalu mengalihkan, kadang saya peluk saat Saka minta peluk. Setelah selesai khitan Saka bisa jalan sendiri, tapi di tengah perjalanan mungkin biusnya mulai hilang, dia mengeluh kesakitan.

Harga dan Fasilitas?

Untuk kedua metode klamp dan laser harga yang ditawarkan sama.

Dan ini adalah fasilitas yang kami pilih



 


Lokasi?

Kami saat ini sedang tinggal di Depok. Di Depok sendiri ada 3 cabang, yakni di Jl. Margonda, Jl. Raya Sawangan dan Jl. Kelapa Dua Raya. Waktu itu kami pilih di Margonda karena lokasinya paling dekat dengan rumah. Pusatnya ada di Bekasi dan tersebar di Jabodetabek dan kota-kota besar Indonesia. Lebih lengkapnya bisa lihat situsnya di www.rumahsunatan.com.

Nah segitu dulu ya bagi ceritanya, untuk perawatan pasca khitan dan lepas tabung next post ya.

Kok Anakku Belum Bisa Jalan Ya?

Meskipun terkadang kita mengiyakan bahwa anak punya waktunya sendiri-sendiri untuk bisa ini dan itu, tapi tetep saja kepikiran ya kalau anak kita belum bisa sedangkan kawan seumurannya sudah lancar. Begitu juga yang terjadi sama saya waktu Saka belum juga bisa jalan padahal usianya sudah 15 bulan lebih. Sudah mencoba stimulasi, trik, atau pancingan apa saja tetapi buat berdiri nggak dipegangin aja anak ini belum percaya diri, padahal saya yakin anak ini sudah bisa. Saran orang tentang hal-hal seperti mengusapkan embun pagi ke kaki sampai 'menyabetkan' sajadah yang dipakai ayahnya jumatan pun pernah saya dengar.

Akhirnya saya konsultasikan juga ke DSA ketika kontrol rutin. Oleh DSA diberi rujukan untuk ke Dokter Rehab Medik agar diketahui langkah apa yang tepat. Singkat cerita saya ke dokter tersebut. Setelah berbincang tentang usia dan riwayat kesehatan Saka yang memang pernah mengalami kejang tanpa demam, screening singkat berupa pertanyaan tentang tumbuh kembang Saka, Saka dianjurkan untuk 'bermain' di fisioterapi dan terapi okupasi. Saya iyakan walaupun sempat ragu juga perlu nggak sih Saka melakukan ini. Tapi nggak ada salahnya juga untuk dicoba. Mungkin dengan begitu saya jadi lebih tahu stimulasi apa yang tepat dan bisa saya lakukan ketika di rumah.

Saat mendaftar di fisioterapi dan terapi okupasi saya masih ada di waiting list. Jadi nanti akan dihubungi via telepon mengenai jadwal dan kapan akan dimulai. Saka dapat rujukan dari dokter untuk melakukan fisioterapi dan terapi okupasi masing-masing sebanyak empat kali. Sampai akhirnya saya dihubungi dan diberitahu kapan Saka bisa memulai terapinya.

Ketika memulai terapi, Saka agak tertarik karena ruangannya yang banyak 'mainan' tetapi mungkin karena di dalam agak 'dipaksa' untuk melakukan macam-macam saya mulai mendengar tangisannya dari luar. Di RS Grha Permata Ibu saya nggak mendampingi dan nggak bisa melihat langsung apa yang dilakukan terapis kepada Saka. Hanya saja selesai sesi saya diberitahu apa yang harus saya lakukan di rumah untuk membantu Saka menguatkan otot-ototnya berupa gerakan-gerakan jongkok, berdiri dan sebagainya.

Oya, mengapa memilih RS Grha Permata Ibu Depok, alasannya semata karena dekat dengan rumah sehingga memudahkan saya dan Saka ke sana karena kami hanya berdua. Lagipula ini bukan kegiatan berobat yang serius jadi tidak terlalu memilih rumah sakit.

Saya dan Saka melewati masa-masa itu sampai jadwal terapinya habis dengan terus berharap 'momen' Saka untuk berani melangkah sendiri segera terjadi. Sampai terapi selesai, Saka masih maunya pegangan tangan kalau jalan. Saya rasa hanya masalah percaya diri, sedangkan kemampuan berjalannya saya yakin dia bisa. Jadi saya bersabar menunggu momen itu datang dengan terus memberikan semangat ke Saka. Sampai suatu malam saat kami bermain bersama seperti biasanya, Saka berani berjalan sendiri. Hari itu adalah hari yang membuat saya dan bapaknya kaget, haru tapi juga senang. Akhirnya anak ini berani jalan sendiri juga setelah sekian waktu di usianya yang ke-18 bulan. Di saat itu saya membenarkan bahwa SABAR dan PERCAYA adalah kata kuncinya. Karena ya meskipun berkali-kali saya mengalami hal serupa tapi mungkin karena masih ibu baru, anak pertama jadi sesantai bagaimana tetap kepikiran apalagi kalau soal tumbuh kembang anak.

Jadi ya begitulah pengalaman saya soal belajar berjalannya Saka. Semoga cukup menenangkan ya untuk ibu-ibu yang sedang menunggu momen berjalannya si kecil. Trust your child! Tentunya selama tidak ada indikasi kesehatan lain yang serius.

Rabu, 02 Mei 2018

Review RSKIA Rachmi

Sebenarnya pengalaman hamil dan melahirkan pertama kali sudah sekitar dua tahun lalu. Tapi nggak ada salahnya kan berbagi pengalaman dan informasi.

Pilih RS dan Obsgyn
 
Saya itu tipe yang nggak mau terlalu ribet sehingga cukup memudahkan saya dalam memilih dokter obsgyn dan tempat melahirkan. Untuk dokter Obsgyn saya punya kriteria wajib yakni dokternya perempuan, selain itu ya saya cocok dan nyaman aja. Saya soalnya tiap kontrol kehamilan nggak terlalu banyak pertanyaan. Nah untuk memilih dokter obsgyn ini saya pilih kliniknya dulu, saya pilih Rachmi karena dekat dengan rumah, sesimpel itu alasannya. Di Rachmi ada dua dokter obsgyn perempuan dan ternyata saya lebih cocok dengan dr. Arsi Palupi. Dokternya pembawaannya santai dan akrab, jadi berasa sama temen sendiri, cukup informatif juga meski ngga terlalu panjang lebar. Karena saya nyaman, saya mantep bakal lahiran di Rachmi sama dr. Arsi.
 
Fasilitas 

Tentunya sebelum yakin banget memilih Rachmi sebagai tempat melahirkan nanti, saya juga mempertimbangkan fasilitas yang ada di RSKIA Rachmi. Meskipun terhitung RS kecil saya justru cenderung memilih Rachmi karena bukan rumah sakit umum yang ramai. Fasilitas kamar, tenaga kesehatan dan juga polinya menurut saya sudah cukup lengkap dan mendukung, meskipun tidak ada NICU. Tapi saya juga sudah mempertimbangkan rumah sakit umum terbesar sebagai rujukan NICU jika keadaan darurat terjadi.

Selain itu, dokternya pro normal, pro IMD, pro ASI, prosedurnya baik dan sejauh saya periksa kehamilan di sana, pelayanan perawatnya cukup memuaskan untuk saya. Kalau ada yang kurang di beberapa hal, yang penting bukan hal yang krusial.

Singkat Cerita Saat Melahirkan

Karena usia kandungan saya sudah melewati HPL, dr. Arsi menyarankan untuk segera induksi. Jadi malam saat saya kontrol kehamilan saya langsung dianjurkan untuk segera memesan kamar, jika tersedia maka malam itu juga akan diinduksi. Saya sendiri sih sudah menyiapkan mental jauh-jauh hari jadi saya siap-siap saja toh perlengkapan melahirkan sudah siap di dalam tas tinggal angkut.
Setelah dua kali dimasukkan obat induksi akhirnya pagi setelah subuh, saya sudah bukaan delapan dan segera disiapkan ke ruang bersalin. Setelah sekitar dua atau tiga kali mengejan Alhamdulillah anak saya lahir dan diletakkan di dada saya untuk Inisiasi Menyusui Dini (IMD).  Di saat dr. Arsi menjahit perineum, saya yang sempet teralihkan ke proses jahit menjahit diingatkan untuk ngajak ngobrol si bayi. Saat itu mekonium Saka juga keluar cukup banyak. Beberapa saat setelah jahitan selesai, Saka sudah menemukan puting, ia kemudian diambil untuk dibersihkan, ditimbang, diukur dan dipakaikan baju. Sedangkan saya mulai dipakaikan stagen dan digantikan baju oleh perawat lalu dibawa ke kamar dengan kursi roda. Saya bisa langsung room in dengan bayi saya dan diajarkan beberapa perawatan bayi serta cara menyusui.

Karena saya melahirkan saat hari libur maka kontrol dokter anak baru bisa dilakukan hari Senin. Alhamdulillah nggak ada masalah. Saya diberi kit perlengkapan mandi dan tas perlengkapan bayi, juga sudah diberikan jadwal kontrol baik untuk saya maupun bayi.

Nah begitulah informasi yang saya bisa bagi dari pengalaman saya selama periksa kehamilan dan melahirkan di RSKIA Rachmi. Semoga cukup membantu ya untuk pilah pilih tempat melahirkan di daerah Jogja Selatan.

Senin, 15 Agustus 2016

Hamil Belom Yah?

Setelah euforia acara pernikahan selesai, tibalah kita pada realita yang sesungguhnya. Chapter baru dalam hidup kita, yakni menjadi istri dari laki-laki yang mengucap Ijab Qobul di akad nikah. Kadang-kadang masih suka geli karena suami adalah temen sekolah dari jaman SMP. Udah gitu dia adalah temen yang usil plus ngeselin. Jadi setelah menikah masih suka nggak percaya. "Ini beneran kita udah nikah?" atau tiba-tiba bilang di depan dia "Tidaaaakk...ini temen sekelasku yang nyebelin ituu?!!" dan suami cengengesan puas nan antagonis.
Setelah menikah tentu kami menginginkan kehadiran anak di tengah keluarga kecil kami. Kebetulan saya dan Kangmas sudah kepengen momongan dan tidak berniat menundanya meskipun kami masih tinggal berjauhan Jakarta-Denpasar. Orangtua, khususnya Ibu saya secara langsung bilang nggak usah pake acara nunda-nunda punya anak. Anak itu rejeki, kalau ditunda-tunda takutnya nanti kalo pas pengen malah nggak dikasih. Namun sayangnya..selesai acara respsi di gedung, saya fix menstruasi. Eaaa..!
Sebelum saya menikah, saya sudah giat cari info tentang kapan dan berapa lama masa subur perempuan. Masa subur tentu turut menentukan suksesnya pembuahan, tentu saja dengan ijin Allah Yang Maha Kuasa ya. Nah cara menghitung masa subur ini adalah dengan mengetahui kapan hari pertama haid beberapa bulan terakhir dan juga durasi menstruasi. Tiap perempuan mempunyai siklus yang berbeda-beda pada menstruasinya dan ini tentu saja membedakan masa subur antara satu perempuan dengan perempuan lain. Jadi saya ulangi lagi ya, yang harus kita catat nih,
  • Hari pertama haid 2-3bulan terakhir untuk mengetahui interval menstruasi kita. Tandai di kalender agar tidak terlupa. Ingat ya menghitungnya dari hari pertama haid sampai ke hari pertama haid berikutnya. Normalnya sekitar 22-35 hari. Kebetulan beberapa bulan sebelum menikah jadwal menstruasi saya lumayan teratur jadi mudah mengingatnya. Sebelumnya mah saya mana tau tanggal berapa saya terakhir menstruasi. Hahahah
  • Berapa lama masa menstruasi. Biasanya saya sekitar 7-8 hari. Lamanya menstruasi bisa bervariasi pada perempuan.
Setelah ada data-data di atas kita bisa menghitungnya..nah biar nggak ribet saya pakai kalkulator masa subur klik di sini. Oya, selain menghitung kapan masa subur, sekarang juga ada ovutest, semacam testpack untuk mengetahui masa subur. Saya pribadi sih belum pernah coba, cuma pernah liat pas beli testpack. Nah balik lagi, setelah mengetahui hasilnya saya jadi tau nih perkiraan waktu masa subur saya. Selain itu saya juga cari info tentang ciri-ciri masa subur biar yakiiinnn gitu lhoo..kalau saya menandainya dengan adanya lendir yang keluar dari mulut rahim. Warnanya bening dan cukup elastis.
Nah saat saya fix menstruasi setelah acara resepsi itu saya buru-buru ngecek kapan masa subur saya. Dari situ saya tahu bahwa masa subur saya lewat seminggu dari liburan/honeymoon kami berdua alias kami udah jauh-jauhan lagi, hahaha. Tetapi untungnya masa subur itu ngenain weekend jadilah saya kemudian beli tiket untuk ke Jakarta nemuin suami saya. Iyalah honeymoonnya cuma seminggu dan ngepas haid..ya gimana lagi harus ngejar masa subur. Itu prinsip saya saat itu, hehehe.
Seminggu setelah kepergian saya ke Jakarta itu saya mulai nggak sabar. Saya mulai dikit-dikit berprasangka bahwa saya hamil, misalnya..meriang dan flu saya pikir hamil, gusi berdarah saya berpikir saya hamil. Ditambah lagi kata orang wajah saya pucat (mungkin juga karena kecapekan ngurus nikahan) dan ada ibu-ibu yang begitu liat saya bilang bahwa saya kayaknya hamil membuat saya geer dan beli testpack berkali-kali buat ngecek, hahaha. Di tes pertama dan kedua atau malah ketiga ya, hasil selalu satu strip. Saya lalu ngambek sendiri, padahal itu belum sampai tanggal haid saya, padahal saya belum telat. Sampai akhirnya saya testpack lagi dan hasilnya satu strip jelas..sedangkan satu strip lagi samar-samar. Hasil itu saya foto trus kirim ke Kangmas dan dia langsung heboh kalau saya hamil, padahal saya sendiri kurang yakin karena saya belum telat. Rencananya, seminggu setelah jadwal seharusnya saya haid saya pulang ke Jogja, kami pengen ke dokter obsgyn untuk memastikannya. Singkat cerita..saya belum menstruasi juga sampai jadwal kepulangan ke Jogja. Saya dan mas Remy berangkat ke dokter obsgyn dan melakukan USG..daaan Alhamdulillah..sudah terlihat kantong kehamilannya. Oya, catat Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) nya ya karena ini berguna untuk menentukan berapa usia kehamilan. Karena walaupun baru telat haid seminggu tetapi usia kehamilan saya sudah 5 minggu dihitung dari HPHT tersebut. Dengan mencatat HPHT juga akan membantu menentukan Hari Perkiraan Lahir (HPL), naaah kan nggak sabar lagi ketemu dedeknya :)
Alhamdulillah saya bersyukur banget langsung dititipi amanah ini sama Allah.

Wait me on next post yah.

Senin, 19 Oktober 2015

Akhirnya Nikah Juga (Part 3): Foto Video, Catering Pernikahan, Wedding Organizer

Bismillahirrahmanirrahim,

Sampai juga ke part 3 untuk review dari semua persiapan dan hasil akhirnya. Kali ini saya akan bahas soal vendor Foto, Catering dan Wedding Organizer.

Foto dan Video

Lagi-lagi karena beda hari akad, vendor foto untuk akad ini khusus saya dan Kangmas yang pilih karena untuk vendor foto resepsi ternyata sudah Bapak dan Ibuk yang pilihkan lebih dulu. Dan syukurnya dua-duanya enggak mengecewakan kok, pas sama situasi dan kondisinya. Untuk vendor foto akad, karena suasanya lebih ke sederhana, sakral dan kekeluargaan, maka pakai vendor AyokNikah ini sangat nyaman dan bersahabat. Dan kebetulan kok ya Jogja itu memang sempit, ternyata fotografernya temen SMA saudara saya juga. Kesan saya pakai vendor ini cukup memuaskan karena hasil foto dan juga albumnya bagus. Fotografer asik diajak berbagai macam gaya, sebaliknya juga mengarakan pose-pose yang bagus untuk difoto. Untuk kisaran harga sangat terjangkau kantong, enggak nyesel deh pokoknya.
Sedangkan untuk foto dan video resepsi ditangani oleh vendor Lima M yang udah jadi kenalan lama Bapak. Vendor ini cocok di resepsi saya karena memang mungkin jam terbangnya tinggi jadi cak cek buat ngambil foto di pelaminan. Dan yang lebih penting, selain kualitas oke..sekali lagi murah kok! :D
Foto Akad: 1 cuztomized hard cover album dan 1 cd foto

Foto Resepsi: 2 album foto, 1 cd foto dan 1 dvd video

Catering

Pemilihan catering ini sepenuhnya saya serahkan ke Ibuk saya karena percaya aja deh pilihannya bagus. Lagian kan kebanyakan tamu yang diundang itu ya keluarga dan kenalannya Bapak Ibuk, jadi pasti ada pertimbangan sendiri supaya ga mengecewakan para tamu. Dan lagi kalau soal biaya catering, saya serahin ke Ibuk deh..yang tahu ukuran budgetnya kan juga Ibuk. Heheheh.
Menu Buffet

Meja VIP

Kami sepakat pilih catering Nusantara yang alamatnya ada di Jalan Sisingamangaraja. Syukur Alhamdulillah testimoni teman-teman, kerabat dan keluarga soal makanannya SIP! walaupun saya sama Kangmas malah ga sempet makan. Makanya penyesalan satu-satunya dalam acara kami adalah, kami mantennya terlalu sibuk foto-foto sama menjamu teman sampai akhirnya ga makan padahal katanya makanannya enak-enak, hiks T_T

Wedding Organizer

Kenapa WO saya tulis terakhir? Karena memang WO ini belakangan memutuskannya. Waktu awal-awal persiapan saya memang sudah usul ke Ibuk buat pake WO aja karena anaknya ini kerjanya di sebrang pulau jadi ga bisa banyak bantu-bantu atau nganter-nganter survey, tapi kata Ibuk ga perlu, udah pengalaman bikin acara katanya. Yaudah lah ya. Eh begitu semua vendor udah kita pilih, Ibuk saya bilang mau pake Callalilly Wedding Organizer yang juga kenalannya di kantor, hadeeehh..maklum aja Ibuk galau masih pengalaman pertama mantu, wkwkwk.
Foto bareng tim Callalilly Wedding Organizer

Tapi keuntungan milih WO belakangan adalah dia cuma tinggal ngurusin acara dan koordinasi antar vendor aja, hal yang mungkin agak menguras pikiran kalau di-handle sendiri. Syukurnya vendor juga udah kita semua yang milih jadi udah sesuai keinginan kita banget. Gunanya pake WO ya dia yang ngurusin detail acara mulai dari rundown sampe flow acara dan orang-orangnya, dia juga yang ngecekin hal-hal yang mungkin buat keluarga kami ga kepikiran. Lewat vendor ini saya juga minta tolong cariin pengisi musik di acara resepsi, dan akhirnya kepilihlah band Jasmine yang dari hasil browsing emang inceran saya. Kebetulan band ini juga punya kenangan waktu saya dan Kangmas pertama kali nonton acara musik di JEC jaman kuliah dulu. Hihihi.


It's a wrap! pokoknya bersyukur banget semuanya udah berjalan lancar dan sesuai keinginan kita, ya walaupun dalam prosesnya banyak diskusi-diskusi yang melelahkan juga siiih, tapi wajarlah namanya juga acara bareng-bareng. Senengnya sampe beberapa waktu setelah nikah pun, tanggapan atau kesan dari saudara dan kerabat sangat positif jadi bikin kami yang punya acara jadi seneng. Katanya, acara kami rapih dan tertib..yuhuuu. Tapi yang paling penting dari kesemuanya adalah doa restu dari semuanya yang sudah membantu dan hadir di acara kami, semoga kehidupan pernikahan kami senantiasa selalu diberkahi Allah.

Akhirnya, semoga ulasan mengenai pernikahan saya dan Kangmas ini bisa bermanfaat untuk siapa saja yang mungkin juga sedang bingung dan cari-cari info tentang persiapan pernikahan. Semoga bermanfaat. Sampai jumpa di hari-hari spesial selanjutnya :)



Akhirnya Nikah Juga (Part 2): Rias Pengantin, Souvenir Pernikahan

Siap untuk postingan berikutnya? Hahahah. Kali ini saya mau bahas tentang hasil rias pengantin dan souvenir pernikahan saya.

Rias Pengantin

Lagi-lagi dari hasil survey terakhir, saya, Kangmas dan Ibuk setuju sama vendor rias pengantin Salon Pratiwi. Alasannya karena banyak teman dan kerabat yang pakai, itu berarti terpercaya, koleksinya lumayan lengkap, pelayanannya juga friendly, dan budget juga standar..paslah buat kantong saya dan keluarga, hasilnya juga bagus kok. Oya, karena akad dan resepsi saya beda hari, dan saya baru bilang kalau akad mau dirias dari Pratiwi juga agak mendadak, jadi yang nge-rias waktu akad bukan Bu Sandra langsung tetapi asistennya, hasilnya bagus juga..saya sukaaaa! Sedangkan untuk resepsi saya dirias sama Bu Sandranya langsung. Langsung hasilnya aja lah ya.
Rias Pengantin dan Ibu Akad Nikah di Rumah
Rias Pengantin Resepsi dan Sewa Bajunya
Rias Orangtua dan keluarga
Rias Penjaga Buku Tamu
Rias among tamu dan sewa baju untuk bapak-bapak

Alhamdulillah dari hasil kerjaannya Bu Sandra dan tim Salon Pratiwi kami puas. Jujur juga soal urusan rias saya juga hati-hati memilih, saya gamau terlalu menor, syukurnya hasilnya bagus bajunya juga. Dan yang buat saya menilai vendor ini bagus adalah karena Kangmas bilang saya cantik waktu akad sama resepsi, katanya sih Pas! Penilaian dari Kangmas emang yang paling penting, karena kalo dia ga suka ya bilang ga suka..kan bete seumur hidup kalo suami kita ga suka sama hasilnya. Heheheh.

Souvenir

Memilih souvenir buat saya itu penting. Oya, dari awal saya nggak ada posting survey-survey soal vendor souvenir ya? Iya karena pilihan kami udah langsung mantep ke PlungCreativo yang juga usaha dari temen SMA kami. Sebenernya survey juga dilakukan sebelum-sebelumnya tapi cuma lewat internet seperti jenis souvenir apa yang bagus, vendornya, range harganya dan lokasi.
Pemilihan jenis souvenir adalah yang manfaat, ga cuma sekedar ngasih suvenir tapi juga bisa dipake semua gender, unik dan murah (tetep). Makanya pilihan kami jatuh pada pouch yang bisa buat tempat handphone, uang, kosmetik, atau apa aja deh terserah yang make. Dan lagi pouch bikinannya PlungCreativo itu baguus..saya suka, Kangmas cocok, Ibuk saya juga setuju. Lokasinya juga di Jogja jadi ga perlu tambahan ongkos kirim karena dianter langsung sama vendornya ke rumah. Sedangkan untuk desainnya kami ada beberapa ide dan vendornya yang eksekusi. Harga? cocok banget lah dan sudah termasuk kemasan plastik dan masukin ucapan terimakasihnya.
Selain pouch, Bapak saya yang so sweet juga membuat buku kecil berisi nasehat pernikahan untuk kami anaknya. Tulisannya bagus banget, ya mungkin karena saya anaknya jadi ngena banget. Jadi begitu selesai dicetak, dijadikan satu sama pouchnya.
5 tema pouch, 1 buku nasehat, dan ucapan terimakasih

Kemasan akhir
Alhamdulillah lagi selain keluarga puas sama souvenirnya, temen-temen juga pada suka sampe di-post di Path pulaa..yeay! Senengnya itu karena temen-temen suka sama pouch dan bukunya katanya sampe bikin terharu dan nangis :)

Sekian dulu untuk reviewnya, next posting tentang vendor foto, catering dan wedding organizer. Be ready!




Akhirnya Nikah Juga (Part 1): Undangan Nikah, Gedung, Dekorasi Manten


Ternyata postingan blog ini macet sampai persiapan doang trus lupa diri sampe sekarang. Mentang-mentang udah nikah kamu Fah..wkwkwk, maap yaa. Yaudah kalo gitu kita review hasil akhir dari persiapan yang menurut saya sih lumayan panjang yaa.

Undangan

Buat saya dan Kangmas maunya memang mau yang simpel tapi tetep unik. Saya sendiri kenapa memilih soft cover daripada hard cover karena alasan manfaat aja. Terkadang range harga untuk undangan hard cover lebih tinggi dari soft cover dan sayang kalau akhirnya undangan itu cuma berakhir tempat sampah. Jadi menurut saya mengingat fungsi undangan ya sekedar memberi informasi jadi saya pilih soft cover, walaupun harga soft cover di Gracia Invitation mungkin bisa untuk hard cover di vendor undangan lain tapi kan pasti tetep beda kualitasnya kan. Ya intinya saya tetep pengen undangan saya itu desainnya unik, simpel, mewakili kami, kualitasnya bagus, dan tetep murah biar ga mubazir (banyak maunya yes..haha)
Setelah melakukan survey dan menemukan vendor yang cocok, yakni Gracia Invitation, dimulailah rangkaian desain undangan yang menurut saya cukup menguras pikiran juga nih. Setelah deal untuk harga dan template dasar undangan kami harus menunggu lumayan lama karena antrian undangan di Gracia banyak. Untungnya saya melakukan order sejak jauh-jauh bulan biar ga kelabakan.
Setelah lempar-lemparan revisi desain via email, karena saya melakukan dari jarak jauh Jogja-Denpasar, akhirnya undangannya jadi juga.





Saya lupa-lupa inget harganya berapa, tapi cukup terjangkau dan sudah sepaket undangan, kartu buku tamu dan kartu ucapan terimakasih buat ditempel di suvenir.
Oya, untuk order undangan ini berarti hal yang harus fix sebelumnya adalah tanggal pernikahan dan juga tempatnya dong. Alhamdulillah karena sudah diurus jauh sebelumnya kedua hal tersebut sudah fix, ya paling nggak kita udah pesen lah sama pengurus KUA sama pengurus gedung kalo kita mau nikah tanggal segitu.

Gedung dan Dekorasi

Alhamdulillah karena Bapak bekerja di UMY, hal itu memudahkan kami dalam booking gedung. Jadi gedung yang fix kami pilih adalah Aula Ahmad Dahlan UMY di Jl. Lingkar Selatan, Kasihan, Bantul. Lokasinya ada di dalam kompleks kampus UMY dan ada di bawah Masjid AR Fakhruddin. Mengapa memilih gedung ini? Alasannya karena kami sudah familiar dengan UMY dan memudahkan dalam proses booking, parkir luas di dalam jadi nyaman buat tamunya, tempatnya luas dan lega karena semi terbuka, dan tentu saja jauh-jauh lebih murah dibandingkan Sportorium UMY (jelas bangetlah kalo ini, hahaha)
Untuk dekorasi karena sudah mantep memilih Singsing Decoration sebagai vendor, kami pilih model dekorasi minimalis, sebenernya saya kepengen yang model gebyok putih tapi Kangmas maunya minimalis karena dirasa lebih cocok sama tema kita yang Muslim Nasional, yasudah akhirnya pilihan jatuh ke model itu karena bagus juga kok. Alasan pilih Singsing? Karena pas di budget dan dekornya juga lumayan oke, selain itu pelayanannya Pak Sholeh (yang punya) juga ngepenakke. Oya, selain dekor gedung kami juga minta bantuan Singsing untuk dekor rumah saya karena hari Akad saya berbeda dengan resepsi dan dilakukan di rumah.
Tampak depan dekorasi Akad Nikah

Dekorasi waktu Akad Nikah di rumah
Dekorasi resepsi model minimalis di Aula Ahmad Dahlan UMY


Nah sementara itu dulu ya, review selanjutnya tentang rias pengantin dan suvenir. Sampai jumpa!

Pengalaman Sunat atau Khitan Anak

Bismillahirrahmanirrahim, Kalau mau diberi judul rekomendasi sunat anak rasanya kurang pas juga karena saya baru pertama kali khitan anak ...